Disdik Jabar Gandeng Metland College, Siapkan Akses Kerja Luar Negeri bagi Lulusan SMK

METROLIMATV.COM, BANDUNG – Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dinas Pendidikan Jawa Barat, Edy Purwanto, menegaskan bahwa lulusan SMK memiliki peluang kerja yang luas apabila dibekali karakter dan pendidikan yang kuat.

“Jika karakter dan pendidikannya kuat, lulusan SMK bisa bekerja di mana pun,” ujarnya saat memberikan sambutan dalam kegiatan Sosialisasi Penguatan Akses Kebekerjaan Luar Negeri bagi Lulusan SMK di Ballroom Metland Hotel, Kabupaten Majalengka, Jumat (26/9/2025).

Menurutnya, program Panca Waluya menjadi salah satu upaya penting untuk mendidik siswa SMK agar lebih siap menghadapi dunia kerja. “Maka, Panca Waluya adalah upaya untuk mendidik anak-anak kita dan bagaimana sekolah mengubah anak-anak menjadi siap bekerja setelah tamat pendidikan di SMK,” tuturnya.

Edy menekankan perlunya inovasi dan kolaborasi lintas pihak dalam menyiapkan lulusan yang kompeten, termasuk dalam penguasaan bahasa asing. “Sekolah jangan hanya berpikir tentang keahlian hari ini, tapi harus melihat kebutuhan lima tahun ke depan. Penguasaan bahasa asing dan skill harus mulai dipersiapkan,” ungkapnya.

Ia pun mengapresiasi peran Metland College sebagai mitra yang membuka akses bagi lulusan SMK untuk bekerja di luar negeri. “Sebab, pendidikan kejuruan bukan tentang masuk sekolah, tapi soal bagaimana menyiapkan lulusan agar siap bekerja, berwirausaha, ataupun melanjutkan pendidikan,” imbuhnya.

Wakil Direktur PT Metropolitan Land Tbk, Purwantono, turut menyampaikan harapannya agar sosialisasi ini bisa mendorong para siswa melihat peluang kerja di negara lain, khususnya di China dan Jepang. “Tantangan saat ini adalah anak ke luar negeri hanya untuk magang, belum menjadi karyawan tetap. Harus ada transformasi dari helper menjadi worker dan worker menjadi employee (karyawan) yang memiliki karya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengingatkan empat kelemahan yang kerap menghambat siswa untuk bersaing di pasar kerja global, yakni kurangnya rasa percaya diri, lemahnya kemampuan komunikasi, kepemimpinan, serta penguasaan bahasa Inggris.

Dari sisi pemerintah pusat, Direktur Pembinaan Kelembagaan Vokasi Pekerja Migran Indonesia Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdi Danar Prabawa, menekankan pentingnya standar jelas dalam pendidikan vokasi. “Fokus utama pemerintah Indonesia untuk menyiapkan pekerja migran Indonesia adalah memastikan pekerja tersebut kompeten dan menjamin perlindungan pekerja,” katanya.

Ke depan, ia menyebut pihaknya akan memperkuat kerja sama dengan Kemendikdasmen melalui Direktorat Jenderal Vokasi. “Sehingga, siswa SMK akan mendapatkan informasi kerja ke luar negeri secara jelas dengan sistem informasi yang seragam,” terangnya.

Kegiatan sosialisasi yang diikuti 150 siswa SMK se-Jawa Barat itu juga menghadirkan sesi berbagi pengalaman dari lulusan SMK yang telah bekerja di luar negeri. Sesi ini diharapkan bisa memotivasi peserta untuk lebih percaya diri menghadapi persaingan global.

(Naufal Zuhdi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *